Jumat, 13 Juli 2018

Menjadi Bagian Penting dari Al-Qur'an


By
Mujiburrahman Al-Markazy

Siapa hari ini yang tidak mengenal kemuliaan Al-Qur'an. Semua orang tau, tanpa terkecuali. Mulai dari orang yang mencintai Islam sampai kepada pembenci Islam. Sebenarnya, mereka paham tentang nilai Al-Qur'an bagi kehidupan manusia. 

Betapa tingginya kandungan Al-Qur'an. Walaupun jutaan bahkan milyaran manusia dan jin bekerjasama membuat suatu ide untuk menghasilkan sebuah syair atau kalimat yang setara dengan Al-Qur'an. Maka, sekali-kali mereka tidak akan bisa. Allah telah menyampaikan sebuah tantangan kepada seluruh manusia dan jin, Walaupun semua bersekongkol untuk membuat satu semisal Al-Qur'an tidak akan bisa. 

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur’ân ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. (QS: Al-Isrâ’:88)

Inilah, statement jelas yang Allah umumkan sedari dulu. Tapi, sampai sekarang belum ada yang sanggup memenuhi tantangan Allah itu. Bahkan, Walaupun sampai hari kiamat sekali-kali tidak akan ada yang sanggup. 

Kemuliaan Al-Qur'an bukan hanya dilihat dari segi susunan kalimat dan perpaduan kata yang artistik. Tapi, kebenaran Ilmu pengetahuan orang terdahulu yang pernah hidup dan ilmu pengetahuan yang akan terjadi 100 bahkan 1000 tahun yang akan datang. Semuanya telah dijelaskan secara gamblang dan tanpa samar sedikitpun. 

Al-Qur'an yang ada di hadapan kita ini adalah usaha yang panjang dan penuh perjuangan. Ketika banyaknya para sahabat Nabi r.hum yang gugur syahid dalam peperangan melawan nabi palsu, orang murtad dan orang yang enggan membayar zakat. 

Sahabat Umar bin Khattab ra., tampil di depan untuk mengajak Khalifah Rasulullah, Abu Bakar Asshiddiq ra., untuk membukukan Al-Qur'an. Walaupun, awalnya sang khalifah tidak setuju. Dengan berbagai argumen dan dalil yang disampaikan oleh Sayyidina Umar ra., akhirnya disetujui oleh Abu Bakar ra. Dibentuklah panitia pengumpulan dan pembukuan Al-Qur'an. 

Begitupun, di zaman, Sayyidina Umar, Usman, Ali r.hum dilanjutkan dengan khalifah sesudahnya terus menerus sampailah Al-Qur'an nan suci ini berada di pangkuan dan dekapan kita. 

Sejarah telah mencatat, bagaimana generasi terdahulu yang tampil prima dalam menjaga, melestarikan dan menjadi bagian penting dalam penyebaran Al-Qur'an. Masa mereka telah berlalu. Sekarang adalah masa yang Allah berikan kepada kita. Lantas, apa yang akan kita torehkan dalam rangka tugas mulia, menjaga dan melestarikan kalam suci itu. Memang, dalam ayat Al-Qur'an, Allah berjanji akan menjaga Al-Qur'an. Sampai kapanpun Al-Qur'an tidak bisa dirubah sampai hari kiamat. 

نَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya." (QS Al-Hijr: 9)

Yah, demikianlah yang dipahami oleh para sahabat ra., bahwa bentuk Allah menjaga Al-Qur'an adalah dengan melibatkan orang yang Allah pilih untuk terlibat dalam program menjaga dan melestarikan Al-Qur'an. Ini, satu tugas suci dari Zat Yang Maha Suci. Hemmmm, Subhanallah, laa haula walaa quwwata illa billah. Semoga Allah pilih dan beri taufik kepada kita untuk terlibat dalam misi suci ini. 

Di era modern ini, salah satu bentuk upaya pelestarian Al-Qur'an adalah dengan berdiri dan berkembangnya pondok pesantren Tahfidzul Qur'an. Yah, dengan pondok ini akan melahirkan generasi penghafal Al-Qur'an dan mereka senantiasa akan menjadi pionir dalam membela dan menjaga lafaz-lafaz ilahiah tersebut. Maka, bagian dalam menjaga dan melestarikan Al-Qur'an adalah dengan kita terlibat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur'an di sekeliling kita.

 Baik, untuk meningkatkan kualitas output Al-Qur'an yang bermutu tidak serta-merta terlepas dari penunjangan sarana dan prasarana pendidikan Al-Qur'an. Hemmmm, coba kita bayangkan, jika kita memiliki kurang lebih 40 santri dengan luas daerah pendidikan hanya seluas 10 X 20 meter persegi. Dalam ukuran yang terbatas itu adalah ukuran yang satu paket antara kelas belajar, tempat tidur alias kamar, tempat pakaian, lemari dsb. Bukan hanya itu, ditambah lagi dengan ukuran yang begitu minimalis juga dipakai oleh keluarga Ustadz dan Ustadzah dalam melangsungkan kehidupan berumah tangga. Kebayang tidak. Itulah potret salah satu pesantren di kota kendari, Sulawesi Tenggara. Pondok Pesantren Khusus putri itu beralamat di lorong pekuburan, Punggolaka, Puwatu, Kendari. Bersamaan dengan ini, kami sengaja mengetuk hati dari para donatur sekalian untuk berpartisipasi dalam membangun sarana dan prasarana pondok pesantren Tahfidzul Qur'an khusus putri Shohibul Qur'an, Punggolaka. Semoga dengan uluran tangan dari jamaah sekalian bisa menambah ruang kelas, MCK, dan kamar istirahat. 

Alhamdulillah, dengan karunia Allah swt., telah mengeluarkan para Hafidzah tidak kurang dari 20-an santriah. Alhamdulillah. Satu karunia besar dari Allah. Kita tidak tahu, dari harta yang kita sedekahkan, mana yang telah Allah swt terima. Kita berharap semoga Allah swt terima sedekah dan kebaikan amal kita dalam berinvestasi membangun jembatan syafaat Al-Qur'an kepada diri kita dan keluarga kita. Aammiin. Kita meniatkan dengan membantu fasilitas pendidikan Al-Qur'an ini sebagai sarana membantu para penuntut Ilmu agama dalam rangka menolong agama Allah. 

(Inilah bangunan pondok sejak dirintis 2007 lalu)


"Hai orang-orang yang beriman. Jika, kamu menolong agama Allah maka Dia (Allah) pasti akan menolong mu." (QS: Muhammad: 7)

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS: Al-Baqarah: 261)

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,

وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ 
أَخِيْهِ
Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR Muslim: 2699, at-Turmudziy: 1930, 1425, 2945, Abu Dawud: 4946, Ibnu Majah: 225 dan Ahmad: II/ 252, 296, 500, 514. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih)

Catatan: ini adalah permintaan dari salah seorang Ustadz Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an khusus putri di Pesantren Shohibul Qur'an. 
Al-Ustadz Ady Al-Hafidz


HP +6282312948189

Tidak ada komentar:

Posting Komentar