Jumat, 13 Juli 2018

5 Cara Menjadi Hafidz Al-Qur'an



By
Mujiburrahman Al-Markazy


Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar untuk ummat ini. Dikatakan mukjizat karena  ia telah ada melampaui zamannya. Al-Qur'an telah bercerita tentang bagaimana proses janin di dalam rahim seorang wanita, ini jauh sebelum alat-alat modern dan laboratorium modern diperkenalkan. Yah, Al-Qur'an adalah mukjizat agung. Menceritakan peristiwa yang sudah terjadi tanpa kontroversi. Memberitakan peristiwa yang terjadi tanpa kekeliruan. Menceritakan teknologi yang pernah terjadi dan yang akan terjadi. Itulah Al-Qur'an. 




Begitupun, Al-Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal oleh penganutnya. Selain Al-Qur'an tidak ada satu kitab sucipun bisa dihafal oleh penganutnya. Insan LS Mokoginta, seorang mantan pendeta, dalam seminar perbandingan agama. Ia menantang beberapa pendeta bahkan semua hadirin saat itu bahwa siapa yang menghafal Al-Kitab, satu orangpun jangankan satu surat, satu lembar dengan titik, koma tanpa salah. Semua hanya terdiam. Tidak seorangpun yang hafal. Ia melanjutkan, “Mengapa Al Qur’an mudah dihafal? Karena ia kalamullah. Mukjizat. Mengapa tak ada yang hafal Alkitab? Karena ia bukan mukjizat,” demikian simpul Ihsan sembari menjelaskan bahwa cetakan tahun berapapun dan di negara manapun, Al Qur’an pasti sama. Ketika satu negara mengadakan musabaqah tilawatil Qur’an dan didengar penduduk negara lain, niscaya bisa diikuti dan dinilai bacaan itu benar atau salah.

Allah telah mengulang-ulang dalam surat Al-Qomar Setidak-tidaknya ada 4 kali pengulangan. 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).



Di dalam dunia ini semua memiliki cara dan proses. Begitupun cara dan proses menghafal Qur'an. Semua kitab yang ada di dunia ini tidak serta-merta mudah untuk dihafal, kecuali Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab yang sangat mudah untuk dihafal. Hal ini dapat terlihat dari jumlah orang yang menghafal Al-Qur'an. Lantas bagaimana cara menghafal Al-Qur'an yang mudah? Berikut ini ada beberapa tips dalam menghafal Al-Qur'an:




1. Niat yang kuat untuk menghafal Al-Qur'an.

Gunung setinggi mount Eferes bisa dicapai puncaknya diawali dengan cita-cita dan niat yang kuat. Nabi Muhammad saw saja mengingatkan bahwa, "Setiap amal itu tergantung dari niatnya." Jika niat yang sungguh-sungguh lautan disebrangi, gunungpun didaki. Yah, itulah keajaiban niat.



"Setiap orang akan memperoleh apa yang ia niatkan." Ini penggalan dari lanjutan hadist Nabi saw tentang niat yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Walaupun kita -umpamanya- tidak selesai dalam hafalan Al-Qur'an yang diniatkan maka kita tetap akan memperoleh apa yang kita niatkan. Tapi, jangan hanya mau dapat pahala niat sehingga proses menghafal Al-Qur'anpun asal-asalan.




2. Tanamkan keasyikan berinteraksi dengan Al-Qur'an.




Ketika seseorang menonton acara televisi kesukaannya maka dia sanggup berjam-jam untuk mengikuti, menyediakan waktu, mengkensel janji ini dan itu, setia hingga akhir acara televisi yang ia tonton itu. Penggemar Bola akan menyetel alarmnya untuk bangun di malam hari buta untuk menonton team kesayangannya tampil. Bahkan, ia rela untuk menunggu iklan lewat, berjam-jam ia habiskan waktunya. Dalam benak sang pecinta tiada hari yang paling nikmat selain menyaksikan pertandingan sepakbola team kesayangannya. Bahkan bukan hanya sekedar hobi, airmatapun akan di torehkan demi mensupport team kesayangannya yang kalah. Satu negara bisa menangis jika pemain teamnas Indonesia kalah. Seperti itupun seharusnya kita berlaku terhadap Al-Qur'an.




Al-Qur'an harus lebih dicintai daripada sekedar mencintai "timnas", karena Al-Qur'an bukan sekedar pembela di dunia tapi akan menjadi pembela dihadapan Allah swt pada hari kiamat. Bahkan, orang-orang yang kita cintai di dunia tidak bisa membantu dan mensyafaati kita pada hari kiamat, Al-Qur'an akan berdiri dengan gagahnya untuk menolong orang yang menunaikan hak Al-Qur'an serta memuliakannya.




3. Memulai Menghafal




Untuk menghafal Al-Qur'an sebaiknya menempuh beberapa langkah praktis berikut ini.  




* Memperbanyak istighfar.

Ketika seseorang murid Imam Syafi'i mengeluhkan keadaan hafalannya, maka Imam Syafi'i menasehatkan, "Ilmu adalah nur, dan tidak akan masuk ke dalam hati yang gelap." Al-Qur'an adalah puncaknya ilmu. Kegelapan hati akan menyebabkan kesulitan untuk memasukan Al-Qur'an ke dalam hati. 



Jika  memiliki dosa besar hendaknya tobat terlebih dahulu, bisa dengan sholat taubat. Ketika Imam Syafi'i pernah mengalami kesulitan dalam mengulang hafalannya, penyebabnya adalah pernah melihat tumit seorang wanita tanpa sengaja ketika melintasi pasar. Begitu berkesan. Sehingga walaupun sudah lama beliau ketika mengingat kejadian itu, beliau mandi seperti mandi junub dan beliau sholat taubat.




Dengan taubat kita akan dicintai oleh Allah. Selain dosa yang pernah terjadi akan dihapus oleh Allah swt. 

Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).

* Menyediakan Waktu 

Setiap orang lebih tau waktu yang tepat dalam memulai atau menambah hafalan. Setidak-tidaknya ada 2 waktu yang diberikan untuk Al-Qur'an pada proses menghafal. Satu waktu untuk menghafal. Satu lagi untuk mengulang hafalan, murojaah. Ada yang suka menghafal pada waktu pagi dan murojaah hafalan pada waktu malam. Ada juga yang sebaliknya, murojaah pada waktu pagi dan menghafal pada waktu sore atau malam. 

* Menghafal bagian demi bagian

Pilihlah surat atau ayat-ayat yang disukai atau yang dianggap mudah. Ayat yang disukai atau dianggap mudah biasanya adalah ayat yang sering didengar. Baik itu yang sering didengar ketika menjadi makmum atau yang didengar dari para syeikh dalam MP3, MP4, CD dan sebagainya.

Mulai dari awal halaman. Sebaiknya menggunakan Al-Qur'an pojok. Maksudnya, Al-Qur'an yang berisi kurang lebih 15 baris yang ujung ayatnya persis di pojok bawah halaman. Biasanya Al-Qur'an dengan khat, gaya penulisan madinah atau dikenal dengan istilah khat madinah. Bukan khat Indonesia, karena kalau kita menghafal Al-Qur'an dengan Qur'an pojok akan memudahkan kita menghafal halaman Al-Qur'an. Ini cara penulisan Al-Qur'an standar dunia. Mulai dari awal halaman hingga ke pojok akhir dari ayat pada halaman itu. 

* 10 kali pengulangan

Yah, seluruh cara hafal Al-Qur'an tidak ada yang tidak melakukan pengulangan, repetetion. Seluruh ayat dalam satu halaman itu diulang Setidak-tidaknya 10 kali. Jika belum cukup 10 kali sudah mulai nampak tersimpan sedikit demi sedikit. Maka, boleh diulang tanpa dilihat, jika dianggap keliru, boleh sesekali ditengok Mushaf Al-Qur'annya. 

Begitupun pengulangan tanpa melihat sebanyak sepuluh kali. Jika, dalam rentang 10 kali pengulangan itu dianggap lancar tanpa salah, maka boleh diulang tanpa melihat atau menengok Al-Qur'an sama sekali. 
Proses pelancaran hafalan yang sudah atau akan dihafal dimulai ayat demi ayat. Setelah lancar ayat pertama, masuk melancarkan pada ayat ke-dua. Jika ayat ke-dua lancar maka pengulangan dimulai ulang dari ayat pertama dan kedua. Jika pada ayat pertama dan kedua telah lancar dilanjutkan dengan ayat ketiga. Jika, ayat ketiga lancar maka pelancarannya dimulai dari ayat pertama, kedua dan ketiga, begitu seterusnya hingga pertengahan halaman. Jika pertengahan halaman telah dihafal dengan lancar maka kita tidak perlu mengulang perlancar dari awal ayat. Kita langsung saja pada pertengahan ayat hingga ke Pojok akhir ayat dengan metode 10 kali pengulangan. Jika telah lancar pada pertengahan halaman ke bawah, maka pelancarannya dimulai secara keseluruhan dari ayat pertama dari pojok atas hingga berakhir di pojok bawah pada ayat terakhir halaman.

* Memiliki guru atau kawan senior

Dalam proses menghafal sebaiknya dan seharusnya kita memiliki guru atau paling tidak ada kawan yang lebih senior dalam menghafal Al-Qur'an daripada kita sendiri. Hal ini dibutuhkan karena sering kali dalam proses menghafal kita merasa hafalan kita seperti tidak ada yang salah, baik pengucapannya atau runut ayatnya. Setelah di setor hafalan kita, ternyata akan ditemukan beberapa kekeliruan dan kesalahan. Ini sangat penting mengingat jika sudah begitu kuat tersimpan dalam memori otak kita maka akan semakin sulit pula dalam memperbaiki, atau menginstall ulang hafalan kita. 

4. Menjaga Pergaulan dan Makanan

Berapa banyak orang yang rusak disebabkan oleh berkawan dengan orang yang rusak. Sayyidina Ali ra. pernah berpesan, "kwalitas diri seseorang bisa dilihat dari kwalitas kawan-kawannya. 

Nabi saw, mengingatkan, "Barangsiapa berkawan dengan penjual minyak wangi maka dia akan memperoleh keharuman walaupun tidak diberikan minyak wangi. Begitupun bergaul dengan pandai besi akan terkena asap dan hembusan panas api walaupun tidak terkena percikan bara api. 

5. Berdo'a.

"Tolaklah bala dengan doa dan Obatilah penyakitmu dengan sedekah." "Tidak ada yang bisa mengubah takdir kecuali doa." Perbanyaklah berdoa, terkhusus pada waktu-waktu mustajabnya doa. Ketika derasnya hujan, ketika bersujud dalam Shalat walaupun hanya di dalam hati karena selain bahasa arab tidak dibolehkan dalam sholat. 



Semakin banyak berdoa, semakin berpeluang doa kita diterima oleh Allah swt. Jika Allah sudah mudahkan diri kita untuk menjadi hafidz Al-Qur'an, siapa yang bisa untuk menggagalkan. Berusaha, berdoa  lagi-lagi dan lagi sampai Allah mengatakan bahwa, "Kamu layak untuk menjadi hafidz Al-Qur'an".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar