Sabtu, 21 Juli 2018

"Untuk Apa Saya Konsisten Membaca Al-Qur'an?"


By
Mujiburrahman Al-Markazy

Suasana hati senantiasa mencari dimana letak nyaman dan ketenangan. Kadang terbesit dalam hati, "ingin jalan-jalan mencari udara segar." Banyak yang mengisi waktu liburannya dengan traveling ke puncak, gunung, laut dan berbagai macam wisata alam lainnya. Ada juga yang senang berkunjung untuk menikmati wisata kuliner. Mencoba berbagai aneka hidangan dari setiap daerah. 

Seindah apapun aktivitas kita, pasti akan ada kejenuhan. Walaupun setiap hari kita ke pantai atau ke gunung fun seterusnya. Pasti akan ada titik jenuh. Lantas, kenapa hati itu jenuh lagi. Padahal semua taman hiburan telah dikelilingi. 

Para pembaca yang budiman. Tahukah kita bahwa dalam tubuh manusia ada satu titik yang merespon nilai-nilai ketuhanan. Jika nilai-nilai ketuhanan itu berkurang dalam kehidupan maka hidup kita akan terasa kaku, kering, hampa dan tidak berdaya. Walaupun, semua tempat wisata kita kunjungi, tapi traveling kita jauh dari unsur memanifestasikan nilai-nilai ilahiah di situ pasti akan terasa kering. Titik tuhan itu berada dan mengontrol syaraf kita dalam sehari. Titik tuhan itu dikenal dengan istilah god spot.

Ada sekelompok ilmuwan pakar syaraf dari Universitas California San Diego. Penelitian mereka berlangsung pada tahun 1997 silam. Penelitian yang diketuai oleh Dr. Ramachandran itu, menyebutkan hasil yang sangat spektakuler. Hasil temuan mereka pada penelitian tersebut adalah dalam diri manusia tepatnya pada jaringan syaraf otak terdapat simpul-simpul saraf yang halus. Simpul-simpul itu disebut god spot atau titik ketuhanan atau bisa juga disebut God Module alias chip ketuhanan. Titik ini adalah simpul yang menghubungkan antara manusia dengan tuhan. 

Semakin manusia terhubung dengan nilai-nilai ketuhanan simpul-simpul ini akan aktif dan semakin kuat. Lebih terlihat sehat. Sebaliknya simpul-simpul itu akan melemah jika simpul-simpul ketuhanan pada syaraf tadi kosong dan kering dari nilai spiritual. Walaupun, bagi para atheisme yang tidak meyakini unsur ketuhanan dan campur tangan tuhan di permukaan bumi dan langit itu tidak menerima. Itulah, kesimpulan yang mereka hasilkan dari penelitian spektakuler tersebut.

Nah, dari sini kita bisa menemukan satu titik terang tentang, mengapa manusia cenderung hatinya hampa dan gelisah. Istilah bagi anak muda sekarang, gegana, alias gelisah, galau dan merana. Kenapa gegana terjadi. Yup, karena simpul god spot di dalam otak melemah. Kenapa bisa melemah karena hati kosong dari nilai-nilai spiritual. Lantas bagaimana cara menghadirkan nilai-nilai spiritual itu. Inilah yang akan kita bahas pemirsa sekalian.  Nabi Muhammad saw, telah memberi sedikit bocoran, apa dan bagaimana hati itu berkarat dan apa pembersihnya. 
إن هذه القلوب تصدأ كما يصدأ الحديد إذا أصابه الماء . قيل : يا رسول الله وما جلاؤها ؟ قال :  كثرة ذكر الموت وتلاوة القرآن 

Sesungguhnya hati ini berkarat seperti besi berkarat bila kena air”. Shahabat bertanya: “Ya Rasulallah, apa yang bisa memebersihkannya kembali?” Beliau menjawab: “Banyak-banyak mengingat kematian dan tilawah al Qur’an”. (HR. Baihaqi) 
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوبِهِمْ مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka," (QS. Al-Muthaffifiin: 14)

Sibuk dengan urusan dunia membuat lupa akan akhirat. Karat hati akan bertambah setiap saat. Jika sudah memuncak karat hati itu. Maka, hilanglah gairah hati untuk mengamalkan agama. Hidup akan terasa kering, jauh dari nilai-nilai spiritual. Disamping kita senantiasa memperbaiki niat dalam menjalani kehidupan, bahwa hidup ini adalah persimpangan jalan menuju akhirat. Apakah kita akan menjadi ashabul yamin, penempuh jalur kanan atau menjadi ashabus syimal, penempuh jalur kiri. 

Allah tidak memaksa kita pada jalur tertentu. Tapi, Allah mengutus para Nabi untuk memberitahu konsekuensi dari jalur pilihan kita. 


"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS An Nisa: 165)


Allah swt, menginginkan agar kita bersegera kembali kepada Allah. Sekian banyak nabi dan rasul hanya untuk menyampaikan agar kita tidak salah jalan. Bukan hanya seruan belaka, tapi tertulis dalam kitab sebagai pedoman ketika sang nabi telah tiada. 


Pada kesempatan kali ini kita membahas apa pentingnya kita membaca Al-Qur'an. Agar tulisan ini tidak terlalu panjang. Setidak-tidaknya, ada 5 perkara.


1. Membentuk kesucian jiwa

Yah, hadist terdahulu yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi rah.a di atas. Menyebutkan  tentang 2 alat pembersih hati. Yang pertama adalah tazkiraul maut, mengingat kematian. Yang ke dua adalah membaca Al-Qur'an. Kenapa 2 komponen ini begitu berkaitan erat sebagai alat pembersih karat hati. Coba kita telaah. 


Mengingat akan kematian menyebabkan seseorang mawas diri. Dia senantiasa berfikir, jika saya salah dalam menjalankan kehidupan, maka saya akan celaka di akhirat. Matanya akan dijaga, tidak mau melihat dan melirik hal-hal yang dilarang. Kakinya akan dikontrol kemana harus melangkah. Tangannya diperhatikan, apa saja yang boleh disentuh. Lisannya akan ditahan kepada apa saja yang boleh di nyinyir. Semua dikontrol, baik diri, harta, ilmu, waktu, jabatan atau apapun pasti akan dijaga dengan rapi. Kenapa? Karena ada masa pertanggungjawaban yang panjang dan ketat. Disana semua file kehidupan akan dipamerkan di hadapan seluruh khalayak manusia. 


Al-Qur'an sebagai kompas kehidupan. Dia akan membimbing dan menggiring. Kemana langkah harus di tuju. Bagaimana harta harus disalurkan. Bagaimana berlaku kepada anak, kepada istri, kepada orang tua, kepada bos, kenalan, kawan, bawahan bahkan kepada diri sendiri, haknya diatur dalam Al-Qur'an. 


Kebanyakan kita membaca Al-Qur'an, tapi sayang kita tidak memahami kandungan yang telah kita baca. Ada satu kekurangan. Tapi, itu bukan berarti kita tidak perlu membaca Al-Qur'an. Fungsi Al-Qur'an sebagai aplikasi pembersih hati tetap akan berlaku walaupun kita tidak memahami apa kandungan makna dari bacaan kita. 


Seorang pakar kesehatan Muslim, Dr. Al-Qadhi melalui penelitian yang panjang di salah satu klinik besar, Florida, Amerika Serikat. Menyebutkan bahwa, hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an baik ia memahami atau tidak, itu akan memberikan suasana syahdu di hati yang dapat menurunkan kadar depresi, memberikan ketenangan, menurunkan kadar tekanan darah, menangkal beberapa penyakit. 


Ini adalah pengaruh umum dari pasien yang diuji cobakan tersebut. Setelah menggunakan bantuan alat-alat kedokteran yang mutakhir ia mendapat satu kesimpulan, 97 % mendengarkan bacaan Al-Qur'an baik dipahami atau tidak akan memberikan dampak positif pada kesehatan dan pencegahan penyakit.


Penelitian yang berbeda juga pernah dilakukan pada tahun 1984 hasilnya 97 % berpengaruh positif pada kesehatan. Terakhir penelitian dilakukan oleh Muhammad Salim yang dipublikasikan oleh Universitas Boston dengan menggunakan 5 sukarelawan. Mereka terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Dengan menggunakan media pembanding selain Al-Qur'an, tapi dalam satu bahasa, yakni bahasa Arab. Perlu diketahui kelima orang tersebut tidak memahami sama sekali tentang bahasa Arab, 210 kali pengulangan baik Al-Qur'an maupun media pembanding tadi. Konklusi dari hasil penelitian tersebut adalah 65 % responden mendapatkan ketenangan dari bacaan Al-Qur'an dan 35 % responden mendapatkan ketenangan dari Syair Arab. 

Subhanallah, spektakuler. Pun, kita tidak memahami bacaan Al-Qur'an, Jangan sekali-kali berfikir untuk tidak membaca Al-Qur'an. Pastinya membaca lebih memberikan pengaruh daripada sekedar mendengar. Membaca ada manfaat pada lidah, mata, suara, otak secara bersamaan. Insya Allah pengaruhnya jauh lebih kuat untuk menerapi rohani dan jiwa. Hal tergambar jelas dalam firman Allah swt. 


وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
"Dan telah Kami turunkan Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat syifa' (obat penyembuh) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan Al-Qur'an itu tidak akan menambah kepada orang yang zalim itu, kecuali kerugian belaka." (QS Al-Isra: 82)
2. Ingin curhat kepada Allah.

Setiap orang di dunia ini ingin unek-uneknya didengar, tanpa terkecuali. Walaupun orang bisu yang tidak bisa berbicara, tetap ia ingin didengar, tentunya dengan bahasa yang dia miliki. Terkadang, seseorang keliru dalam memilih teman curhat. Hal ini pernah dibahas oleh Pak Cah, panggilan Akrab dari Cahyadi Takariawan, seorang konsultan dibidang family dan parenting. Ia pernah menulis di kompasiana dengan judul, "teman curhat yang menyesatkan". 


Yah, demikianlah orang suka meberikan curhat tapi, terkadang salah ditanggapi. Semua orang bisa berpendapat, tapi itu tidak menjadi jaminan solusi. Bagaimana kalau Allah yang 'turun tangan' dalam menyelesaikan masalah kita. Setiap kita punya masalah. Jika kita datang kepada ahlinya insya Allah masalah itu akan mudah selesai. Sekarang, siapakah yang melebihi Allah dalam menyelesaikan masalah. Bahkan, ketika kita membaca Al-Qur'an, bukan kita yang berbicara, tapi Allah langsung yang 'menyediakan waktu' untuk berbicara dengan kita. Coba perhatikan hadist ini. 

اَشَدُ أُذٌنًا إِلي قَارِئِ القُرآنِ مِنْ صَاحِبِ القَيْنَةِ اِلي قَيْنَتِهِ


"Allah lebih memperhatikan seorang yang membaca Al-Qur'an melebihi seseorang (tuan) yang mendengar dengan perhatian kepada nyanyian dari hamba wanitanya". (HR Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim. Ia berkata, haditsnya shohih). 

Ada mungkin yang suka dengar nyanyian, entah itu shalawat yang dimerdukan suara dan aransemennya atau nyanyian yang lainnya. Terlepas dari diskursus mengenai nyanyian boleh dan tidaknya. Coba perhatikan orang yang menyukai nyanyian, ia akan mendengarkan dengan penuh penghayatan. Apalagi itu lagu atau shalawat favoritnya. Subhanallah, begitu dihayati. 

Pada hadist tersebut menceritakan, Allah swt, jauh lebih menyukai, menyimak, dan memperhatikan dengan saksama kepada pembaca Al-Qur'an. Ada orang yang curhat dengan kawannya di dekat bantal atau menjelang tidur. Tanpa ia sadari kawan curhatnya sudah ngorok. Ia begitu sedih dan jengkel. Bagaimana dengan Allah?

Allah begitu memperhatikan dengan seksama kepada pembaca Al-Qur'an. Apakah Allah tidak mengetahui gundah-gulana dalam hati kita ketika membaca Al-Qur'an? Pasti Allah swt, tahu jelas, bahkan sebelum masalah kita hadapi. Setelah Allah perhatikan dan mendengarkan kita dengan penuh perhatian. Mintalah kepada-Nya, Dia akan memberinya dengan mudah. Allah perintahkan. 

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ 
"Mintalah kepada-Ku niscaya akan Aku beri apa yang kamu minta". (QS Al-Mu'min: 60)

3. Untuk menemani di tengah Kesunyian.

Siapa yang tidak ingin memiliki kawan sejati? Pasti semua ingin. Tahukah kita bahwa ketika menit pertama, kita dibaringkan di alam kubur. Semua kerabat, sahabat dekat, cs kita, relasi kerja, anak, istri atau suami, orang tua, siapapun yang biasa menemani kita berjalan, apakah android atau bukan. Semua akan meninggalkan kita. Sunyi, sendiri, tidak ada yang menemani.


Seseorang dipenjara di dunia. Mungkin dengan duitnya, walaupun itu melanggar aturan dia bisa menyulap keheningan menjadi keceriaan. Ia bisa jalan-jalan di bali. Bisa buat tempat karaokean atau apapun yang dia inginkan. Tapi, bagaimana jika kita telah berada di alam kubur. Alam transit menuju hari akhirat. Siapa yang akan menemani? Al-Qur'an. Yah, Al-Qur'an dengan sigap akan menemani di alam kubur, di  menit pertama menapakkan kaki. 

Dari Sa’id bin Sulaim ra, Rasulullah SAW bersabda, “Tiada penolong yang lebih utama derajatnya di sisi Allah pada hari Kiamat daripada Al-Qur’an. Bukan nabi, bukan malaikat dan bukan pula yang lainnya.” (HR. Abdul Malik bin Habib- dari Kitab Syarah Ihya).


Walaupun sanad hadist tersebut dhoif tapi diperkuat oleh hadits yang lain dibawah ini. Sehingga levelnya naik menjadi hasan lighairihi, baik dengan selainnya. 


إنَّ سورةً من القرآنِ ثلاثون آيةً، شَفَعَتْ لرجلٍ حتى غُفِرَ له، وهي: تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ

 “Sesungguhnya ada satu surat dalam Al-Qur'an yang memiliki 30 ayat memberi syafaat kepada seseorang sehingga dosanya diampuni; yaitu: Tabaarakal Ladzi biyadihil Mulku.” (HR. Abu Dawud no. 1400 , Al-Tirmidzi no. 2891, dan Ibnu Majah. Dari Sahabat Abu Hurairah)

Jelas satu surat dalam Al-Qur'an saja sudah bisa memberi syafaat, apalagi kalau seluruh isi Al-Qur'an kita baca secara rutin dan terus menerus.


4. Dalam Al-Qur'an telah kompleks. 

Ketika seseorang membeli handphone baru. Pasti yang iya tanyakan berapa RAM (Random Access Memory)-nya? Apa fitur HP yang ditawarkan. Semakin bagus dan lengkap, maka semakin menimbulkan daya beli. Sekarang, kenapa kita tidak memilih Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an lebih kompleks merekam kejadian masa lalu bahkan menampilkan fitur kejadian dimasa depan, serta bagaimana cara mengatasi problem tersebut. 


Al-Qur'an telah sempurna dan terdepan dalam informasi. Senantiasa update dengan perkembangan zaman. Apa yang menyebabkan kita menjauhinya? Karena kebodohan. Yah, karena kebodohanlah seseorang meninggalkan atau tidak menggunakan Al-Qur'an sebagai software dalam memudahkan dan memanage kehidupan. 


Jika orang tinggal di hutan, tidak tau cara mengoperasikan android, komputer dan sebagainya. Maka, Jangan kamu tawarkan laptop bermerek Linux, yang biasa dipakai oleh para hacker atau HP apple kepadanya. Mendingan kamu berikan sebilah batu asah yang bisa ia gunakan. Daripada media yang canggih kamu tawarkan mendingan media sederhana yang bisa digunakan. Kenapa demikian? Karena gaptek alias gagap teknologi. Ada juga sekarang gapal alias gagap Al-Qur'an,-Itu istilah baru, boleh juga dicontek.- hehe.

5. Ada Matematika amal 

Setiap orang dalam berniaga senantiasa yang dikejar adalah omset, keuntungan. Begitu pula dalam beramal pasti orang menginginkan keuntungan amal dalam waktu yang singkat. Ada sebuah ayat yang bunyinya seperti ini. 


مَن جَاء بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

"Barangsiapa yang datang (pada hari kiamat) dengan membawa satu amal kebaikan, maka baginya pahala 10 kali lipatnya". (QS Al-An'am: 160). Jadi, kesimpulan yang bisa kita petik dari ayat tersebut adalah kebaikan yang kita lakukan setidaknya akan dilipat gandakan 10 kali lipatnya. Sekarang, coba kita perhatikan hadits ini. 

 مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ 

Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)

Jelas dalam hadits tersebut, menyebutkan satu huruf dengan satu hasanah, kebaikan. Jadi setiap satu huruf disebut satu hasanah, (Satu amal kebaikan). Ketika kita bersedekah, maka seluruh hasil sedekah itu baru disebut satu hasanah. Seumpama kita sholat, rangkaian semua sholat dari takbiratul ihram sampai salam adalah satu hasanah. Jika dalam sholat tiba-tiba kita batal, karena kentut umpamanya. Maka, kita tidak jadi mendapatkan satu hasanah dari sholat. Tapi, membaca Al-Qur'an, walaupun kita baru memulai satu huruf. Kita dianggap telah mendapatkan satu hasanah yang sempurna, sehingga layak dilipat gandakan menjadi sepuluh kebaikan. Allahu Akbar!. Gimana? Masih mau malas-malas membaca Al-Qur'an. Hem, Kasihan. 

===========
Di pagi yang cerah. 
Ahad, 22 Juli 2018
Wanggudu, Asera, Sulawesi Tenggara.
============
Bahan Bacaan:
Al-Kandahlawi, Zakariyah. 2004. Kitab Fadhilah Al-Qur'an. Bandung. Pustaka Ramadhan

Takariawan, Cahyadi. 2018. Teman Curhat Yang Menyesatkan. ----, www.kompasiana/pakcah


Jumat, 13 Juli 2018

Menjadi Bagian Penting dari Al-Qur'an


By
Mujiburrahman Al-Markazy

Siapa hari ini yang tidak mengenal kemuliaan Al-Qur'an. Semua orang tau, tanpa terkecuali. Mulai dari orang yang mencintai Islam sampai kepada pembenci Islam. Sebenarnya, mereka paham tentang nilai Al-Qur'an bagi kehidupan manusia. 

Betapa tingginya kandungan Al-Qur'an. Walaupun jutaan bahkan milyaran manusia dan jin bekerjasama membuat suatu ide untuk menghasilkan sebuah syair atau kalimat yang setara dengan Al-Qur'an. Maka, sekali-kali mereka tidak akan bisa. Allah telah menyampaikan sebuah tantangan kepada seluruh manusia dan jin, Walaupun semua bersekongkol untuk membuat satu semisal Al-Qur'an tidak akan bisa. 

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa al-Qur’ân ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. (QS: Al-Isrâ’:88)

Inilah, statement jelas yang Allah umumkan sedari dulu. Tapi, sampai sekarang belum ada yang sanggup memenuhi tantangan Allah itu. Bahkan, Walaupun sampai hari kiamat sekali-kali tidak akan ada yang sanggup. 

Kemuliaan Al-Qur'an bukan hanya dilihat dari segi susunan kalimat dan perpaduan kata yang artistik. Tapi, kebenaran Ilmu pengetahuan orang terdahulu yang pernah hidup dan ilmu pengetahuan yang akan terjadi 100 bahkan 1000 tahun yang akan datang. Semuanya telah dijelaskan secara gamblang dan tanpa samar sedikitpun. 

Al-Qur'an yang ada di hadapan kita ini adalah usaha yang panjang dan penuh perjuangan. Ketika banyaknya para sahabat Nabi r.hum yang gugur syahid dalam peperangan melawan nabi palsu, orang murtad dan orang yang enggan membayar zakat. 

Sahabat Umar bin Khattab ra., tampil di depan untuk mengajak Khalifah Rasulullah, Abu Bakar Asshiddiq ra., untuk membukukan Al-Qur'an. Walaupun, awalnya sang khalifah tidak setuju. Dengan berbagai argumen dan dalil yang disampaikan oleh Sayyidina Umar ra., akhirnya disetujui oleh Abu Bakar ra. Dibentuklah panitia pengumpulan dan pembukuan Al-Qur'an. 

Begitupun, di zaman, Sayyidina Umar, Usman, Ali r.hum dilanjutkan dengan khalifah sesudahnya terus menerus sampailah Al-Qur'an nan suci ini berada di pangkuan dan dekapan kita. 

Sejarah telah mencatat, bagaimana generasi terdahulu yang tampil prima dalam menjaga, melestarikan dan menjadi bagian penting dalam penyebaran Al-Qur'an. Masa mereka telah berlalu. Sekarang adalah masa yang Allah berikan kepada kita. Lantas, apa yang akan kita torehkan dalam rangka tugas mulia, menjaga dan melestarikan kalam suci itu. Memang, dalam ayat Al-Qur'an, Allah berjanji akan menjaga Al-Qur'an. Sampai kapanpun Al-Qur'an tidak bisa dirubah sampai hari kiamat. 

نَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya." (QS Al-Hijr: 9)

Yah, demikianlah yang dipahami oleh para sahabat ra., bahwa bentuk Allah menjaga Al-Qur'an adalah dengan melibatkan orang yang Allah pilih untuk terlibat dalam program menjaga dan melestarikan Al-Qur'an. Ini, satu tugas suci dari Zat Yang Maha Suci. Hemmmm, Subhanallah, laa haula walaa quwwata illa billah. Semoga Allah pilih dan beri taufik kepada kita untuk terlibat dalam misi suci ini. 

Di era modern ini, salah satu bentuk upaya pelestarian Al-Qur'an adalah dengan berdiri dan berkembangnya pondok pesantren Tahfidzul Qur'an. Yah, dengan pondok ini akan melahirkan generasi penghafal Al-Qur'an dan mereka senantiasa akan menjadi pionir dalam membela dan menjaga lafaz-lafaz ilahiah tersebut. Maka, bagian dalam menjaga dan melestarikan Al-Qur'an adalah dengan kita terlibat dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Al-Qur'an di sekeliling kita.

 Baik, untuk meningkatkan kualitas output Al-Qur'an yang bermutu tidak serta-merta terlepas dari penunjangan sarana dan prasarana pendidikan Al-Qur'an. Hemmmm, coba kita bayangkan, jika kita memiliki kurang lebih 40 santri dengan luas daerah pendidikan hanya seluas 10 X 20 meter persegi. Dalam ukuran yang terbatas itu adalah ukuran yang satu paket antara kelas belajar, tempat tidur alias kamar, tempat pakaian, lemari dsb. Bukan hanya itu, ditambah lagi dengan ukuran yang begitu minimalis juga dipakai oleh keluarga Ustadz dan Ustadzah dalam melangsungkan kehidupan berumah tangga. Kebayang tidak. Itulah potret salah satu pesantren di kota kendari, Sulawesi Tenggara. Pondok Pesantren Khusus putri itu beralamat di lorong pekuburan, Punggolaka, Puwatu, Kendari. Bersamaan dengan ini, kami sengaja mengetuk hati dari para donatur sekalian untuk berpartisipasi dalam membangun sarana dan prasarana pondok pesantren Tahfidzul Qur'an khusus putri Shohibul Qur'an, Punggolaka. Semoga dengan uluran tangan dari jamaah sekalian bisa menambah ruang kelas, MCK, dan kamar istirahat. 

Alhamdulillah, dengan karunia Allah swt., telah mengeluarkan para Hafidzah tidak kurang dari 20-an santriah. Alhamdulillah. Satu karunia besar dari Allah. Kita tidak tahu, dari harta yang kita sedekahkan, mana yang telah Allah swt terima. Kita berharap semoga Allah swt terima sedekah dan kebaikan amal kita dalam berinvestasi membangun jembatan syafaat Al-Qur'an kepada diri kita dan keluarga kita. Aammiin. Kita meniatkan dengan membantu fasilitas pendidikan Al-Qur'an ini sebagai sarana membantu para penuntut Ilmu agama dalam rangka menolong agama Allah. 

(Inilah bangunan pondok sejak dirintis 2007 lalu)


"Hai orang-orang yang beriman. Jika, kamu menolong agama Allah maka Dia (Allah) pasti akan menolong mu." (QS: Muhammad: 7)

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji, Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS: Al-Baqarah: 261)

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu berkata, telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam,

وَ اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ 
أَخِيْهِ
Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR Muslim: 2699, at-Turmudziy: 1930, 1425, 2945, Abu Dawud: 4946, Ibnu Majah: 225 dan Ahmad: II/ 252, 296, 500, 514. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih)

Catatan: ini adalah permintaan dari salah seorang Ustadz Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an khusus putri di Pesantren Shohibul Qur'an. 
Al-Ustadz Ady Al-Hafidz


HP +6282312948189

5 Cara Menjadi Hafidz Al-Qur'an



By
Mujiburrahman Al-Markazy


Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar untuk ummat ini. Dikatakan mukjizat karena  ia telah ada melampaui zamannya. Al-Qur'an telah bercerita tentang bagaimana proses janin di dalam rahim seorang wanita, ini jauh sebelum alat-alat modern dan laboratorium modern diperkenalkan. Yah, Al-Qur'an adalah mukjizat agung. Menceritakan peristiwa yang sudah terjadi tanpa kontroversi. Memberitakan peristiwa yang terjadi tanpa kekeliruan. Menceritakan teknologi yang pernah terjadi dan yang akan terjadi. Itulah Al-Qur'an. 




Begitupun, Al-Qur'an adalah satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal oleh penganutnya. Selain Al-Qur'an tidak ada satu kitab sucipun bisa dihafal oleh penganutnya. Insan LS Mokoginta, seorang mantan pendeta, dalam seminar perbandingan agama. Ia menantang beberapa pendeta bahkan semua hadirin saat itu bahwa siapa yang menghafal Al-Kitab, satu orangpun jangankan satu surat, satu lembar dengan titik, koma tanpa salah. Semua hanya terdiam. Tidak seorangpun yang hafal. Ia melanjutkan, “Mengapa Al Qur’an mudah dihafal? Karena ia kalamullah. Mukjizat. Mengapa tak ada yang hafal Alkitab? Karena ia bukan mukjizat,” demikian simpul Ihsan sembari menjelaskan bahwa cetakan tahun berapapun dan di negara manapun, Al Qur’an pasti sama. Ketika satu negara mengadakan musabaqah tilawatil Qur’an dan didengar penduduk negara lain, niscaya bisa diikuti dan dinilai bacaan itu benar atau salah.

Allah telah mengulang-ulang dalam surat Al-Qomar Setidak-tidaknya ada 4 kali pengulangan. 

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17).



Di dalam dunia ini semua memiliki cara dan proses. Begitupun cara dan proses menghafal Qur'an. Semua kitab yang ada di dunia ini tidak serta-merta mudah untuk dihafal, kecuali Al-Qur'an. Al-Qur'an adalah kitab yang sangat mudah untuk dihafal. Hal ini dapat terlihat dari jumlah orang yang menghafal Al-Qur'an. Lantas bagaimana cara menghafal Al-Qur'an yang mudah? Berikut ini ada beberapa tips dalam menghafal Al-Qur'an:




1. Niat yang kuat untuk menghafal Al-Qur'an.

Gunung setinggi mount Eferes bisa dicapai puncaknya diawali dengan cita-cita dan niat yang kuat. Nabi Muhammad saw saja mengingatkan bahwa, "Setiap amal itu tergantung dari niatnya." Jika niat yang sungguh-sungguh lautan disebrangi, gunungpun didaki. Yah, itulah keajaiban niat.



"Setiap orang akan memperoleh apa yang ia niatkan." Ini penggalan dari lanjutan hadist Nabi saw tentang niat yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Walaupun kita -umpamanya- tidak selesai dalam hafalan Al-Qur'an yang diniatkan maka kita tetap akan memperoleh apa yang kita niatkan. Tapi, jangan hanya mau dapat pahala niat sehingga proses menghafal Al-Qur'anpun asal-asalan.




2. Tanamkan keasyikan berinteraksi dengan Al-Qur'an.




Ketika seseorang menonton acara televisi kesukaannya maka dia sanggup berjam-jam untuk mengikuti, menyediakan waktu, mengkensel janji ini dan itu, setia hingga akhir acara televisi yang ia tonton itu. Penggemar Bola akan menyetel alarmnya untuk bangun di malam hari buta untuk menonton team kesayangannya tampil. Bahkan, ia rela untuk menunggu iklan lewat, berjam-jam ia habiskan waktunya. Dalam benak sang pecinta tiada hari yang paling nikmat selain menyaksikan pertandingan sepakbola team kesayangannya. Bahkan bukan hanya sekedar hobi, airmatapun akan di torehkan demi mensupport team kesayangannya yang kalah. Satu negara bisa menangis jika pemain teamnas Indonesia kalah. Seperti itupun seharusnya kita berlaku terhadap Al-Qur'an.




Al-Qur'an harus lebih dicintai daripada sekedar mencintai "timnas", karena Al-Qur'an bukan sekedar pembela di dunia tapi akan menjadi pembela dihadapan Allah swt pada hari kiamat. Bahkan, orang-orang yang kita cintai di dunia tidak bisa membantu dan mensyafaati kita pada hari kiamat, Al-Qur'an akan berdiri dengan gagahnya untuk menolong orang yang menunaikan hak Al-Qur'an serta memuliakannya.




3. Memulai Menghafal




Untuk menghafal Al-Qur'an sebaiknya menempuh beberapa langkah praktis berikut ini.  




* Memperbanyak istighfar.

Ketika seseorang murid Imam Syafi'i mengeluhkan keadaan hafalannya, maka Imam Syafi'i menasehatkan, "Ilmu adalah nur, dan tidak akan masuk ke dalam hati yang gelap." Al-Qur'an adalah puncaknya ilmu. Kegelapan hati akan menyebabkan kesulitan untuk memasukan Al-Qur'an ke dalam hati. 



Jika  memiliki dosa besar hendaknya tobat terlebih dahulu, bisa dengan sholat taubat. Ketika Imam Syafi'i pernah mengalami kesulitan dalam mengulang hafalannya, penyebabnya adalah pernah melihat tumit seorang wanita tanpa sengaja ketika melintasi pasar. Begitu berkesan. Sehingga walaupun sudah lama beliau ketika mengingat kejadian itu, beliau mandi seperti mandi junub dan beliau sholat taubat.




Dengan taubat kita akan dicintai oleh Allah. Selain dosa yang pernah terjadi akan dihapus oleh Allah swt. 

Sesungguhnya Allah itu begitu bergembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas.” (HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747).

* Menyediakan Waktu 

Setiap orang lebih tau waktu yang tepat dalam memulai atau menambah hafalan. Setidak-tidaknya ada 2 waktu yang diberikan untuk Al-Qur'an pada proses menghafal. Satu waktu untuk menghafal. Satu lagi untuk mengulang hafalan, murojaah. Ada yang suka menghafal pada waktu pagi dan murojaah hafalan pada waktu malam. Ada juga yang sebaliknya, murojaah pada waktu pagi dan menghafal pada waktu sore atau malam. 

* Menghafal bagian demi bagian

Pilihlah surat atau ayat-ayat yang disukai atau yang dianggap mudah. Ayat yang disukai atau dianggap mudah biasanya adalah ayat yang sering didengar. Baik itu yang sering didengar ketika menjadi makmum atau yang didengar dari para syeikh dalam MP3, MP4, CD dan sebagainya.

Mulai dari awal halaman. Sebaiknya menggunakan Al-Qur'an pojok. Maksudnya, Al-Qur'an yang berisi kurang lebih 15 baris yang ujung ayatnya persis di pojok bawah halaman. Biasanya Al-Qur'an dengan khat, gaya penulisan madinah atau dikenal dengan istilah khat madinah. Bukan khat Indonesia, karena kalau kita menghafal Al-Qur'an dengan Qur'an pojok akan memudahkan kita menghafal halaman Al-Qur'an. Ini cara penulisan Al-Qur'an standar dunia. Mulai dari awal halaman hingga ke pojok akhir dari ayat pada halaman itu. 

* 10 kali pengulangan

Yah, seluruh cara hafal Al-Qur'an tidak ada yang tidak melakukan pengulangan, repetetion. Seluruh ayat dalam satu halaman itu diulang Setidak-tidaknya 10 kali. Jika belum cukup 10 kali sudah mulai nampak tersimpan sedikit demi sedikit. Maka, boleh diulang tanpa dilihat, jika dianggap keliru, boleh sesekali ditengok Mushaf Al-Qur'annya. 

Begitupun pengulangan tanpa melihat sebanyak sepuluh kali. Jika, dalam rentang 10 kali pengulangan itu dianggap lancar tanpa salah, maka boleh diulang tanpa melihat atau menengok Al-Qur'an sama sekali. 
Proses pelancaran hafalan yang sudah atau akan dihafal dimulai ayat demi ayat. Setelah lancar ayat pertama, masuk melancarkan pada ayat ke-dua. Jika ayat ke-dua lancar maka pengulangan dimulai ulang dari ayat pertama dan kedua. Jika pada ayat pertama dan kedua telah lancar dilanjutkan dengan ayat ketiga. Jika, ayat ketiga lancar maka pelancarannya dimulai dari ayat pertama, kedua dan ketiga, begitu seterusnya hingga pertengahan halaman. Jika pertengahan halaman telah dihafal dengan lancar maka kita tidak perlu mengulang perlancar dari awal ayat. Kita langsung saja pada pertengahan ayat hingga ke Pojok akhir ayat dengan metode 10 kali pengulangan. Jika telah lancar pada pertengahan halaman ke bawah, maka pelancarannya dimulai secara keseluruhan dari ayat pertama dari pojok atas hingga berakhir di pojok bawah pada ayat terakhir halaman.

* Memiliki guru atau kawan senior

Dalam proses menghafal sebaiknya dan seharusnya kita memiliki guru atau paling tidak ada kawan yang lebih senior dalam menghafal Al-Qur'an daripada kita sendiri. Hal ini dibutuhkan karena sering kali dalam proses menghafal kita merasa hafalan kita seperti tidak ada yang salah, baik pengucapannya atau runut ayatnya. Setelah di setor hafalan kita, ternyata akan ditemukan beberapa kekeliruan dan kesalahan. Ini sangat penting mengingat jika sudah begitu kuat tersimpan dalam memori otak kita maka akan semakin sulit pula dalam memperbaiki, atau menginstall ulang hafalan kita. 

4. Menjaga Pergaulan dan Makanan

Berapa banyak orang yang rusak disebabkan oleh berkawan dengan orang yang rusak. Sayyidina Ali ra. pernah berpesan, "kwalitas diri seseorang bisa dilihat dari kwalitas kawan-kawannya. 

Nabi saw, mengingatkan, "Barangsiapa berkawan dengan penjual minyak wangi maka dia akan memperoleh keharuman walaupun tidak diberikan minyak wangi. Begitupun bergaul dengan pandai besi akan terkena asap dan hembusan panas api walaupun tidak terkena percikan bara api. 

5. Berdo'a.

"Tolaklah bala dengan doa dan Obatilah penyakitmu dengan sedekah." "Tidak ada yang bisa mengubah takdir kecuali doa." Perbanyaklah berdoa, terkhusus pada waktu-waktu mustajabnya doa. Ketika derasnya hujan, ketika bersujud dalam Shalat walaupun hanya di dalam hati karena selain bahasa arab tidak dibolehkan dalam sholat. 



Semakin banyak berdoa, semakin berpeluang doa kita diterima oleh Allah swt. Jika Allah sudah mudahkan diri kita untuk menjadi hafidz Al-Qur'an, siapa yang bisa untuk menggagalkan. Berusaha, berdoa  lagi-lagi dan lagi sampai Allah mengatakan bahwa, "Kamu layak untuk menjadi hafidz Al-Qur'an".